Ini Saguer liat knapa di tinggal setengah karna kawan kawan lain meyakinkan iini aman… liat knapa dia tinggal stengah karena sangat aman jadi gini gayanya..
Ini Budayanya…
Saguer Merupakan Minuman Ringan Ynag sudah sangat lama berada tanah minahasa yang konon katanya di temukan tidak sengaja oleh salah seorang Minahasa.
Saguer dibuat dengan cara tangkai bunga pohon aren yang sebesar pergelangan tangan orang dewasa, dibersihkan dan dipukul-pukul selama beberapa hari lalu dipotong.
Dari potongan ini akan keluar getah warna putih susu yang menetes dengan cepat hingga perlu tempat penampungan yang ukuran seruas bambu. Cairan warna putih susu inilah yang dinamakan Saguer.
Legenda Minahasa mengenal dewa Makawiley sebagai dewa saguer pertama (Leway = busa saguer). Kemudian ada juga dewa saguer yang bernama Kiri Waerong yang dihubungkan dengan pembuatan gula merah dari saguer yang dimasak .
Dewa saguer yang ketiga adalah dewa Parengkuan yang dihubungkan dengan air saguer yang menghasilkan Cap Tikus . Parengkuan mempunyai kata asal “rengku” artinya, minum sekali teguk ditempat minum yang kecil.
Dari arti kata tersebut maka orang Minahasa menyakini bahwa Parengkuan adalah orang Minahasa pertama yang membuat minuman Cap Tikus.
Menurut kalangan petani, kadar alkohol yang dikandung saguer juga tergantung pada cara menuai dan peralatan bambu tempat menampung saguer saat menetes keluar dari mayang pohon enau.
Untuk mendapatkan saguer yang manis bagaikan gula, bambu penampungan yang digantungkan pada bagian mayang tempat keluarnya cairan putih (saguer), berikut saringannya yang terbuat dari ijuk pohon enau harus bersih. Semakin bersih, saguer semakin manis. Semakin bersih saguer, maka Cap Tikus yang dihasilkan pun semakin tinggi kualitasnya.
ini lah penulisnyan Penulis: Frans J. Rindorindo
Pohong seho(Enau) di Minahasa masih belum dibudidayakan kendati banyak manfaatnya, antara lain :
A). GOMUTU.
membaluti seluruh batang pohong seho. Gomutu dapat di olah menjadi: (1).Sapu lantai.
(2) Tali Gomutu.
(3). Lidi Gomutu untuk mengusir roh halus/setan.
B). MAFAFA. (yang masih muda dan belum terurai).
(1). Diolah untuk” Parundak” biasanya dipergunakan pada acara khusus antara lain pesta kawin,dipasang melengkung di depan pintu masuk halaman rumah atau di depan pintu masuk halaman gereja atau Pintu batas memasuki desa.
(2). Daun mafafa yang tua dibikin sapu lidi, diikat sebesar ruas tangan.
(3). Lidi-lidi seho dapat di potong-potong seukuran 10 cm untuk anak pemula sekolah guna membantu kemudahan pelajaran tambah-tambahan atau kurang-kurangan.
C). MAYANG SEHO.
Diolah sedemikian rupa hingga menghasilkan:
(1). Saguer.
(2). Gula Batu.
(3). Cuka.
(4). Cap tikus.
D). Mayang Batu. (Yang Tua).
Mayang Batu adalah mayang seho dan bukan untuk mayang saguer. Mayang batu dapat diolah menjadi buah kolang-kaling yang rasanya kenyal-kenyil kalau di makan dan biasanya buah kolang-kaling bisa didapati di Jakarta atau Pulau Jawa umumnya, atau di Thailand.
E). Isi Batang seho menghasilkan —> Sagu Aren.
Yang sangat menarik adalah mayang seho karena orang Minahasa penggemar minum “SAGUER”. Rasa Saguer dapat diatur oleh petifarnya sehingga menghasilkan rasa manis, manis-manis asang dan rasa asang gurih.
Saguer manis, bagi seorang ibu yang baru melahirkan dapat meminumnya karena menambah “ASI”.
Masing-masing pohon seho mempunyai —> Beda Rasa. Ada yang rasa durian, rasa solobar. Kecairan saguer juga ada perbedaan yaitu kental, kental-kental cair dan cair.