Belum lama ini megha sempat mencoba buah lontar yang dijual abang-abang di area sekolah dasar Ciputat. Bentuk buahnya yang aneh dan isinya yang irit ini membuat megha penasaran untuk mencicipinya. Rasa dari buah lontar ini hemmm,, agak mirip dengan kelapa hanya saja teksturnya yang kenyal dan bentuknya itu mirip dengan buah kolang kaling.
Buah ini termasuk langka di Jakarta, dimana menurut sang penjual buah ini memang umumnya tumbuh subur dan melimpah di tanah tandus di lingkungan tropis. Minimnya lahan dan juga ulah nakal kera-kera liar makin mempersulit keberadaan buah lontar di ibu kota.
Tiap satu pohon lontar dapat menghasilkan enam liter air nira perhari. Air nira ini menurut neneknya megha, dapat menahan rasa lapar. Buahnya yang setengah tua biasanya diberikan ke hewan ternak sebagai makanan sampingan setelah rumput. Kalau megha perhatikan sih, buah lontar ini dari strukturnya hampir sama dengan buah kelapa. Kira-kira bisa dijadikan gula dan kecap gak ya :D
Menurut cerita nenek, Air nira dari buah lontar ini biasanya diminum dipagi hari sebagai pengganti makan, dan disiang hari baru makan nasi. Air nira dari buah lontar ini disajikan dengan cara dihangatkan dulu lalu dicampur dengan sedikit gula. Sarapan ini biasa disantap oleh anak-anak saat berangkat sekolah dan para bapak yang hendak mencari makan ke perkebunan. Megha jadi penasaran, apakah air nila dari buah lontar ini akan mengental diperut atau tidak ya?
Buah lontar biasa dijajakan oleh penjual dalam bentuk airnya saja (biasanya dijual per botol 250 ml), buahnya dalam keadaan bulat (dengan sabut dan cangkang) atau perbuahnya saja (sudah dikupas) harga berbuahnya ini adalah Rp1.000 dan besarnya buah lontar ini cuma segede jempol kaki doang. ckckck harga yang cukup mahal tapi setimpal dengan kesegarannya.
yaudah biar gak penasaran, yuk liat gambar buah lontar dari pohon sampai buahnya :D
Belum lama ini megha sempat mencoba buah lontar yang dijual abang-abang di area sekolah dasar Ciputat. Bentuk buahnya yang aneh dan isinya yang irit ini membuat megha penasaran untuk mencicipinya. Rasa dari buah lontar ini hemmm,, agak mirip dengan kelapa hanya saja teksturnya yang kenyal dan bentuknya itu mirip dengan buah kolang kaling.
Buah ini termasuk langka di Jakarta, dimana menurut sang penjual buah ini memang umumnya tumbuh subur dan melimpah di tanah tandus di lingkungan tropis. Minimnya lahan dan juga ulah nakal kera-kera liar makin mempersulit keberadaan buah lontar di ibu kota.
Tiap satu pohon lontar dapat menghasilkan enam liter air nira perhari. Air nira ini menurut neneknya megha, dapat menahan rasa lapar. Buahnya yang setengah tua biasanya diberikan ke hewan ternak sebagai makanan sampingan setelah rumput. Kalau megha perhatikan sih, buah lontar ini dari strukturnya hampir sama dengan buah kelapa. Kira-kira bisa dijadikan gula dan kecap gak ya :D
Menurut cerita nenek, Air nira dari buah lontar ini biasanya diminum dipagi hari sebagai pengganti makan, dan disiang hari baru makan nasi. Air nira dari buah lontar ini disajikan dengan cara dihangatkan dulu lalu dicampur dengan sedikit gula. Sarapan ini biasa disantap oleh anak-anak saat berangkat sekolah dan para bapak yang hendak mencari makan ke perkebunan. Megha jadi penasaran, apakah air nila dari buah lontar ini akan mengental diperut atau tidak ya?
Buah lontar biasa dijajakan oleh penjual dalam bentuk airnya saja (biasanya dijual per botol 250 ml), buahnya dalam keadaan bulat (dengan sabut dan cangkang) atau perbuahnya saja (sudah dikupas) harga berbuahnya ini adalah Rp1.000 dan besarnya buah lontar ini cuma segede jempol kaki doang. ckckck harga yang cukup mahal tapi setimpal dengan kesegarannya.
yaudah biar gak penasaran, yuk liat gambar buah lontar dari pohon sampai buahnya :D
正在翻譯中..
Belum lama ini megha sempat mencoba buah lontar yang dijual abang-abang di area sekolah dasar Ciputat. Bentuk buahnya yang aneh dan isinya yang irit ini membuat megha penasaran untuk mencicipinya. Rasa dari buah lontar ini hemmm,, agak mirip dengan kelapa hanya saja teksturnya yang kenyal dan bentuknya itu mirip dengan buah kolang kaling.
Buah ini termasuk langka di Jakarta, dimana menurut sang penjual buah ini memang umumnya tumbuh subur dan melimpah di tanah tandus di lingkungan tropis. Minimnya lahan dan juga ulah nakal kera-kera liar makin mempersulit keberadaan buah lontar di ibu kota.
Tiap satu pohon lontar dapat menghasilkan enam liter air nira perhari. Air nira ini menurut neneknya megha, dapat menahan rasa lapar. Buahnya yang setengah tua biasanya diberikan ke hewan ternak sebagai makanan sampingan setelah rumput. Kalau megha perhatikan sih, buah lontar ini dari strukturnya hampir sama dengan buah kelapa. Kira-kira bisa dijadikan gula dan kecap gak ya :D
Menurut cerita nenek, Air nira dari buah lontar ini biasanya diminum dipagi hari sebagai pengganti makan, dan disiang hari baru makan nasi. Air nira dari buah lontar ini disajikan dengan cara dihangatkan dulu lalu dicampur dengan sedikit gula. Sarapan ini biasa disantap oleh anak-anak saat berangkat sekolah dan para bapak yang hendak mencari makan ke perkebunan. Megha jadi penasaran, apakah air nila dari buah lontar ini akan mengental diperut atau tidak ya?
Buah lontar biasa dijajakan oleh penjual dalam bentuk airnya saja (biasanya dijual per botol 250 ml), buahnya dalam keadaan bulat (dengan sabut dan cangkang) atau perbuahnya saja (sudah dikupas) harga berbuahnya ini adalah Rp1.000 dan besarnya buah lontar ini cuma segede jempol kaki doang. ckckck harga yang cukup mahal tapi setimpal dengan kesegarannya.
yaudah biar gak penasaran, yuk liat gambar buah lontar dari pohon sampai buahnya :D
正在翻譯中..