Komisi I DPR RI mendukung langkah K

Komisi I DPR RI mendukung langkah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang meminta lembaga penyiaran untuk menghentikan tayangan hasil quick count dan real count Pemilu Presiden 2014. Hasil yang berbeda-beda itu dianggap dapat menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.

yang berasal dari masing-masing kubu pasangan capres dan cawapres, hingga Komisi Pemilihan Umum mengumumkan hasil rekapitulasi suara. Menurut

Ketua Komisi I DPR RI Mahfud Siddiq mengatakan, penghentian publikasi hasil hitung cepat dan hitung nyata pemungutan suara itu sebaiknya dilakukan hingga Komisi Pemilihan Umum mengumumkan hasil rekapitulasi suara pada 22 Juli 2014. Penghentian tayangan tersebut merupakan salah satu langkah untuk menjaga stabilitas situasi politik dalam negeri.

"Jika televisi terus menanyangkan (hasil quick count dan real count) dengan versinya masing-masing, bisa memprovokasi masyarakat ke arah konflik," kata Mahdfud dalam keterangan pers, Minggu (13/7/2014).

Komisi I, kata Mahfud, menyayangkan sikap sejumlah pimpinan lembaga survei yang telah menyatakan bahwa hasil hitung cepat mereka paling akurat. Ia juga menyayangkan sikap peneliti lembaga survei yang menyalahkan KPU jika hasil rekapitulasi KPU tidak sesuai dengan hasil hitung cepat yang dilakukan oleh lembaga survei tersebut.

"Jangan sampai terjadi penyesatan opini oleh lembaga penyiaran melalui lembaga survei bahwa seolah hasil pilpres harus merujuk kepada quick count. Ini berbahaya," ujarnya.

結果 (英文) 1:

The Commission supports PARLIAMENT I step Indonesia Broadcasting Commission (KPI) that require broadcasters to stop the quick count results and impressions of the real count of the presidential elections of 2014. Different results it deems may cause disquiet among the public.

originating from their respective strongholds and capres cawapres couples, until the Electoral Commission announces the results of the recapitulation of votes. According to the Chairman of the Commission I

PARLIAMENT Mahfud Siddiq says, the cessation of the publication of results calculate quickly and calculate the real vote it should be done until the Electoral Commission announces the results of the recapitulation of votes on July 22, 2014. Termination of the impressions is one step to safeguard the stability of the political situation in the country.

"If television continues to menanyangkan (quick count results and real count) with versions respectively, could provoke conflict towards society," said Mahdfud in the description of the press, Sunday (13/7/2014).

the Commission I, Mahfud said, spare some leadership attitude survey institutions have stated that their quick count results are most accurate. He is also a Research Institute survey of attitudes to spare who blamed the ELECTION COMMISSION if the results did not match the recap of the results of the quick count conducted by the survey institutions.

"Do not let opinion misdirection going on by broadcasters through a survey that seems presidential election results should be referred to the quick count. This is dangerous, "he said.