BAB II
BATIK DAN PROSES PEMBUATAN
A. Pengertian Batik
Kata batik bisa mengacu pada dua hal. Pertama adalah teknik pewarnaan
kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain.
Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing.
Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut,
termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Kata
"batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna
"menulis" dan "titik" yang bermakna "titik" sehingga kemudian menjadi
ambatitik-ambatik-mbatik-batik. Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang
pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan
di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM,
dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk
membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan
di Tiongkok semasa dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa periode
Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh suku Yoruba di Nigeria,
serta suku Soninke dan Wolof di Senegal (http://id.Wiki pedia.org/wiki/Batik,diakses
tanggal 10 Maret 2012 jam 19.25).
Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan
menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang
dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru
dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an. Walaupun kata "batik