“Pertandingan terakhir!” suara Resi Drona membahana ke seantero alun-alun. Orang-orang yang menyaksikan pertunjukan ujian ini mengernyitkan dahi dan bertanya-tanya. Sepertinya mereka tidak yakin bahwa kelimabelas putra ksatria itu mampu melanjutkan pertandingan. Namun diluar dugaan rakyat, kelimabelas putra kstaria itu dengan tangkas berkumpul di hadapan podium ksatrian, siap menerima titah dari sang guru.
“Siapkan busur dan anak panah kalian. Ujian terakhir ini adalah ujian memanah. Prajurit akan menembakan cakram kayu ke udara, tugas kalian adalah memanahnya.”
Para Putra ksatria segera menyiapkan busur dan anak panah di punggung mereka. Dan dengan sigap mereka telah kembali keposisi masing-masing bersiap untuk membidik sasaran yang akan dilepaskan dihadapan mereka.