Saat aku bertemu dirimu, kawan,
mulutku membisu,
namun mata kita saling bicara,
seolah ada kata yang terurai darimu,
hatiku pun seolah bicara padaku,
akan semua keburukanmu,
kecacatanmu,
kekotoran dirimu,
semua hal yang membuatku memakan bangkaimu,
ku nikmati setiap gigitanku,
dan bodohnya aku,
rela memakan bangkaimu.
Duhai hati,
binasalah engkau nanti!
Duhai hati,
apa yang akan kau katakan di hadapan Ilahi,
di kala ilmu telah menyentuhmu dan bersinar bagai mentari,
engkau tetap menikmati setiap siksaan yang berujung abadi.
Aku tau,
namun aku lari,
hari yang pasti akan dijumpai,
setiap biji-biji amal dipikul di bahu setiap insan di Bumi,
dipertanggung jawabkan di hadapan Ilahi.
Barangkali setiap huruf yang ku ketik ini,
jadi tanggunganku di hari perhitungan nanti.....
Saat aku bertemu dirimu, kawan,mulutku membisu,namun mata kita saling bicara,seolah ada kata yang terurai darimu,hatiku pun seolah bicara padaku,akan semua keburukanmu,kecacatanmu,kekotoran dirimu,semua hal yang membuatku memakan bangkaimu,ku nikmati setiap gigitanku,dan bodohnya aku,rela memakan bangkaimu.Duhai hati,binasalah engkau nanti!Duhai hati,apa yang akan kau katakan di hadapan Ilahi,di kala ilmu telah menyentuhmu dan bersinar bagai mentari,engkau tetap menikmati setiap siksaan yang berujung abadi.Aku tau,namun aku lari,hari yang pasti akan dijumpai,setiap biji-biji amal dipikul di bahu setiap insan di Bumi,dipertanggung jawabkan di hadapan Ilahi.Barangkali setiap huruf yang ku ketik ini,jadi tanggunganku di hari perhitungan nanti.....
正在翻譯中..
