samping mempunyai keindahan yang khas juga mempunyai arti simbolis dan
filosofis. Arti warna dapat dilihat pada wayang, warna pada ajaran Triguna
(agama Budha) dan warna menurut falsafah uzur hidup “sederek sekawan
gangsal pancer”. Berikutnya dibahas mengenai bahan yang dipergunakan untuk
batik, dalam hal ini adalah mori. Mori dalam pembatikan dibagi menjadi tiga,
yaitu mori primisima, mori, dan mori biru.
Kelebihan dari buku ini adalah buku ini menjelaskan batik secara detail
dan rinci. Mulai dari pengertiannya, proses pembuatan batik, motif batik, zat
warna batik, bahan yang dipergunakan dan berbagai macam motif batik dari tiap
daerah penghasilnya. Tiap daerah penghasil dijelaskan terlebih dahulu gambaran
mengenai batik di daerah yang bersangkutan. Batik dari tiap daerah tersebut
disertai contoh gambar lengkap dengan keterangan yang rinci.
Kekurangan dari buku ini adalah pada bagian tata warna batik, tidak
terdapat contoh dari motif batik dan pewarnaannya. Seharusnya pada bagian tata
warna batik disertai dengan contoh motif batik dan dilengkapi dengan penjelasan
mengenai arti warna dari batik yang ditampilkan tersebut. Untuk lebih
memberikan gambaran yang luas, sebaiknya dalam buku ini disampaikan batik
per wilayahnya saja, seperti batik Surakarta, batik Cirebon, batik Pekalongan,
dan lain sebagainya.
Sebagai buku pegangan kedua adalah buku berjudul “Ungkapan Sehelai
Batik”, karangan Nian S. Djoemena yang diterbitkan oleh Djambatan, tahun
terbit 1990, tebal buku 104 halaman. Buku ini berisi penjelasan mengenai batik
secara luas. Mulai dari faktor-faktor yang mempengaruhi ragam hias batik.