juga batik dengan ragam hias modern ciptaan dari para seniman lengkap dengan
profilnya. Buku ini memberikan informasi yang cukup banyak tentang batik
Pekalongan.
Kekurangan dari buku ini adalah buku ini kurang memberikan penjelasan
mengenai arti dari batik. Gambaran yang diberikan masih terlalu umum, proses
pembuatan maupun bahan untuk membatik tidak dijelaskan.
Buku pegangan yang ketiga yaitu berjudul “Batik Sebuah Lakon”
karangan Iwan Tirta diterbitkan oleh PT.Gaya FavoritPress, tahun terbit 2009,
tebal buku 278 halaman. Dalam buku ini dituliskan tentang batik nusantara
secara luas. Daerah-daerah penghasil batik dituliskan secara detail disertai
berbagai contoh gambar yang sangat baik. Seperti halnya daerah pantai utara
jawa dimana Pekalongan sebagai pusat perkembangan batik. Pelaku perbatikan
di Pekalongan di lakukan oleh tiga kelompok yaitu etnis China, etnis Arab dan
Belanda.
Kelebihan dari buku ini adalah menyajikan secara detail peran kelompok
pengembang batik disertai contoh-contoh batik hasil karya kelompok-kelompok
etnis tersebut dengan sangat baik. Selain itu juga menyajikan ragam corak batik
dengan menguraikan makna pada setiap corak batik. Kekurangan buku ini
adalah belum menyajikan perkembangan batik secara lebih detail menurut kurun
waktu serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Buku pegangan yang keempat adalah berjudul “Batik Pekalongan Dalam
Lintasan Sejarah” karangan Kusnin Asa diterbitkan oleh Paguyuban Pecinta
Batik Pekalongan, tahun terbit 2006, tebal buku 303 halaman. Buku ini berisi
uraian tentang sejarah batik Pekalongan dari masa ke masa. Dituliskan industri