Menurut Djoemena faktor yang berpengaruh, yaitu letak geografis daerah
pembuat batik yang bersangkutan, sifat dan tata penghidupan daerah yang
bersangkutan, kepercayaan dan adat istiadat yang ada di daerah yang
bersangkutan, keadaan alam sekitarnya termasuk flora dan fauna, dan adanya
kontak atau hubungan antar daerah pembatikan. Selain itu dibahas pula
mengenai perkembangan batik, di sini dijelaskan mengenai kedatangan bangsa
asing yang meliputi kegiatan bangsa asing tersebut, seperti perdagangan. Dalam
kegiatan perdagangan tersebut banyak diantara pedatang yang memakai kain
batik atau membuat barang-barang khas dari batik untuk kebutuhan mereka.
Dalam buku ini Djoemena membagi ragam hias batik dalam dua golongan besar,
yaitu ragam hias geometris dan ragam hias non geometris. Sedangkan pada
zaman penjajahan Belanda pengelompokan batik ditinjau dari sudut daerah
pembatikan yang dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu batik Vorstenlanden
dan batik pesisir.
Kelebihan dari buku ini adalah dalam buku ini dijelaskan ragam hias
batik yang dikelompokkan berdasarkan daerah penghasil atau wilayahnya. Di
sini dijelaskan mengenai gambaran umum batik dari tiap-tiap daerah, seperti
ciri-cirinya, tata warna, maupun makna dari ragam hias tersebut. Buku ini
terlebih dahulu memberikan gambaran mengenai batik, baik batik dari daerah
pedalaman maupun daerah pesisir. Pada bagian ini disertai dengan gambar dan
penjelasan perbandingan ragam hias antar daerah yang memiliki kesamaan.
Dijelaskan pula pembagian batik menurut daerahnya, tiap-tiap contoh dari ragam
hias tersebut dilengkapi dengan gambar disertai dengan penjelasan. Di sini tidak
hanya memuat mengenai batik dengan ragam hias tradisional saja, akan tetapi