kurang inovatif. Selain menguraikan perkembangn batik Pekalongan, buku ini
juga memberikan informasi tentang warna-warni batik Pekalongan
Perkembangan batik Pekalongan di wakili oleh tiga kelompok sosial yaitu
pertama kelompok penduduk Tionghoa, kedua adalah kelompok muslim Arab
dan kaum ulama pedagang yang bisa bergerak bebas mengatur dinamika sosial.
Kelompok ketiga adalah masyarakat perbatikan yang tinggal di pedesaan
meskipun jumlahnya sedikit namun secara konsisten mewarisi tradisi leluhur
dari seni batik lama/klasik. Pertemuan ketiga unsur tersebut tekah melahirkan
pola campuran yang akhirnya menjadi bagian terbesar dari ciri khas batik
Pekalongan dengan segala ragam warna-warninya.
Kelebihan buku ini adalah menyajikan informasi batik secara lengkap
tidak hanya masalah motif/corak dan proses produksi tetapi juga menyajikan
perkembangan industri batik dari berbagai aspek termasuk menyajikan berbagai
kendala dalam perkembangan batik di Pekalongan. Selain itu itu juga di
paparkan peran dan perkembangan batik dari masa kemasa. Kekurangan buku
ini adalah belum menyajikan secara khusus perkembangan batik pada masa
kejayaan batik Pekalongan secara lebih lengkap dan dituliskan dalam bab
tersendiri sehingga dapat memberikan kesan penonjolan perkembangan batik
Pekalongan secara detail termasuk didalamnya data statistik tentang
kemakmuran masyarakat yang diakibatkan dari perkembangan batik tersebut.
G. METODE PENELITIAN