Memenuhi permintaan salah satu Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi "YAYASAN PHARMASI" SEMARANG yang bernama Wanduka Oktafianti, membutuhkan umbi sarang semut dari Wamena Papua yang berjenis Myrmecodia pendans. Nantinya tumbuhan sarang semut akan diteliti sebagai syarat kelulusan, ucapnya melalui pembicaraab seluler. Dengan nada sedikit memohon Wanduka Oktafianti meminta, pasalnya sudah semua pedagang online ataupun offline yang dihubunggi tidak dapat menyediakan tumbuhan sarang semut yang masih utuh. Rata-rata penjual hanya menyediakan dalam bentuk irisan, serbuk dan kapsul. Walaupun ada setelah ditanyakan pada Dosen pembimbing ternyata bukan jenis sarang semut Myrmecodia pendans, hal ini dapat dilihat dari wujudnya' ungkap Mahasiswi yang imut ini. Informasi selanjutnya silakan Anda baca semoga bermanfaat.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL UMBI SARANG SEMUT
(Myrmecodia pendens Merr & Perry) TERHADAPPERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 25923 Artikel Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi SI Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN PHARMASI” SEMARANG
Oleh : .Wanduka Oktafianti 1040711148 Telah diseujui oleh :
Pembimbing I Drs. Tanggal Prmbimbing II
Umbi sarang semut (Myrmecodia pendens Merr.& Perry) merupakan tumbuhan yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Beberapa manfaatnya adalah dapat menyembuhkan beragam penyakit berat seperti tumor, kanker, jantung, wasir, TBC, rematik, gangguan asam urat, stroke, maag, gangguan fungsi ginjal dan prostat. Bukti empiris tersebut membuat semakin banyak masyarakat yang ingin memanfaatkan sarang semut untuk mengobati berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya aktivitas antibakteri ekstrak etanol umbi sarang semut (Myrmecodia pendens Merr.& Perry) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Kandungan senyawa yang terdapat dalam umbi sarang semut (Myrmecodia pendens Merr.& Perry) adalah senyawa fenol, polifenol, flavonoid dan tanin. Proses penyarian dilakukan dengan metode soxletasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak yang diperoleh diuji dengan reaksi warna dan KLT. Hasil penelitian pada uji reaksi warna menunjukan bahwa ekstrak mengandung fenol, polifenol, tanin dan flavonoid. Uji KLT menunjukkan ekstrak positif mengandung tanin dan flavonoid. Uji antibakteri penelitian ini menggunakan metode sumuran dengan mengukur zona bening yang ditimbulkan pada ekstrak etanol umbi sarang semut dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kontrol positif yang digunakan adalah siprofloksasin 50ppm dan kontrol negatifnya adalah DMSO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter rata-rata zona bening yang diperoleh dari konsentrasi. Sampai 50% adalah 1,540cm, 1,752cm, 1,945cm, 2,033cm dan 2,076cm. Data penelitian yang didapat dianalisis dengan mengunakan uji anava non parametrik yaitu uji krusskal-wallis dan uji Mann- Whitney. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol umbi sarang semut mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan terdapat perbedaan daya antibakteri antar konsentrasi ekstrak yang diberikan.Kata kunci : ekstrak etanol umbi sarang semut, soxletasi, bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923.
ABSTRACT
Sarang semut tuber (Myrmecodia pendens Merr & Perry) is a plant that has many health benefits. Some of these benefits is that it can cure many serious diseases such as tumors, cancer, heart disease, hemorrhoids, tuberculosis, rheumatism, uric acid disorders, stroke, ulcers, impaired kidney function and prostate. Empirical evidence that makes a lot of people want to use the ant nest to treat various diseases. This study aims to find out if there are antibacterial activity of ethanol extracts of sarang semut tuber (Myrmecodia pendens Merr & Perry) on the growth of bacteria Staphylococcus aureus ATCC 25923. Compounds contained in the sarang semut tuber (Myrmecodia pendens Merr.& Perry) are phenolic compounds, polyphenols, flavonoids and tannins. Filter process is done by soxletation method using 96% ethanol solvent. The extract obtained in the test with the color reaction and KLT. The results on the color reaction test showed that the extract contains phenols, polyphenols, tannins and flavonoids. KLT test is positive extract contains tannins and flavonoids. Antibacterial test of this study using sumuran methods by measuring the clear zones generated in the ethanol extract of sarang semut tuber with a concentration of 10%, 20%, 30%, 40%, and 50%. Positive controls used were ciprofloxacin 50 ppm and negative control was DMSO. Results showed that the average diameter of clear zone obtained from the concentration of 10% to 50% is 1.540 cm, 1.752 cm, 1.945 cm, 2.033 cm and 2.076 cm. Data study were analyzed using non-parametric test anava namely krusskal-Wallis test and Mann-Whitney test. The results that ethanol extracts of sarang semut tuber has antibacterial activity against the growth Staphylococcus aureus ATCC 25923 antibacterial power and there is a difference between the concentration of the extract given.
PENDAHULUAN Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, itulah sebabnya upaya untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal sangat diperlukan. Namun, seiring dengan kemajuan zaman yang ditandai dengan globalisasi di segala bidang telah menyebabkan pergeseran berbagai penyakit. Infeksi merupakan penyebab utama penyakit di dunia terutama di daerah tropis seperti Indonesia karena keadaan udara yang berdebu, temperatur yang hangat, dan lembab sehingga mikroba dapat tumbuh subur (Davey, 2005:60). Infeksi dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, riketsia dan protozoa (Gibson, 1996:1).
Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun-temurun oleh masyarakat. Semakin maraknya gaya hidup back to nature, semakin gencar pula penelitian tentang obat tradisional, khususnya ramuan bahan yang berupa tumbuhan obat. Salah satu tanaman obat yang bermanfaat untuk menjaga dan mengobati gangguan kesehatan adalah umbi sarang semut.
Secara empiris tumbuhan sarang semut tersebut dapat menyembuhkan beragam penyakit berat seperti tumor, kanker, jantung, wasir, TBC, rematik, gangguan asam urat, stroke, maag, gangguan fungsi ginjal dan prostat. Selain itu, ekstrak rebusan air tumbuhan sarang semut juga terbukti dapat memperlancar air susu ibu (ASI), meningkatkan gairah seksual bagi pria maupun wanita dan berguna untuk memperlancar haid, serta mengatasi keputihan (Subroto, 2006:21).
Berdasarkan penafsiran fitokimia tumbuhan sarang semut mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan flavonoid dan tanin. Dalam banyak kasus, flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme bakteri atau virus (Subroto, 2006:27-28). Bakteri Staphylococc
Memenuhi permintaan salah satu Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi "YAYASAN PHARMASI" SEMARANG yang bernama Wanduka Oktafianti, membutuhkan umbi sarang semut dari Wamena Papua yang berjenis Myrmecodia pendans. Nantinya tumbuhan sarang semut akan diteliti sebagai syarat kelulusan, ucapnya melalui pembicaraab seluler. Dengan nada sedikit memohon Wanduka Oktafianti meminta, pasalnya sudah semua pedagang online ataupun offline yang dihubunggi tidak dapat menyediakan tumbuhan sarang semut yang masih utuh. Rata-rata penjual hanya menyediakan dalam bentuk irisan, serbuk dan kapsul. Walaupun ada setelah ditanyakan pada Dosen pembimbing ternyata bukan jenis sarang semut Myrmecodia pendans, hal ini dapat dilihat dari wujudnya' ungkap Mahasiswi yang imut ini. Informasi selanjutnya silakan Anda baca semoga bermanfaat.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL UMBI SARANG SEMUT
(Myrmecodia pendens Merr & Perry) TERHADAPPERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 25923 Artikel Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi SI Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN PHARMASI” SEMARANG
Oleh : .Wanduka Oktafianti 1040711148 Telah diseujui oleh :
Pembimbing I Drs. Tanggal Prmbimbing II
Umbi sarang semut (Myrmecodia pendens Merr.& Perry) merupakan tumbuhan yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Beberapa manfaatnya adalah dapat menyembuhkan beragam penyakit berat seperti tumor, kanker, jantung, wasir, TBC, rematik, gangguan asam urat, stroke, maag, gangguan fungsi ginjal dan prostat. Bukti empiris tersebut membuat semakin banyak masyarakat yang ingin memanfaatkan sarang semut untuk mengobati berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya aktivitas antibakteri ekstrak etanol umbi sarang semut (Myrmecodia pendens Merr.& Perry) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Kandungan senyawa yang terdapat dalam umbi sarang semut (Myrmecodia pendens Merr.& Perry) adalah senyawa fenol, polifenol, flavonoid dan tanin. Proses penyarian dilakukan dengan metode soxletasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak yang diperoleh diuji dengan reaksi warna dan KLT. Hasil penelitian pada uji reaksi warna menunjukan bahwa ekstrak mengandung fenol, polifenol, tanin dan flavonoid. Uji KLT menunjukkan ekstrak positif mengandung tanin dan flavonoid. Uji antibakteri penelitian ini menggunakan metode sumuran dengan mengukur zona bening yang ditimbulkan pada ekstrak etanol umbi sarang semut dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kontrol positif yang digunakan adalah siprofloksasin 50ppm dan kontrol negatifnya adalah DMSO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter rata-rata zona bening yang diperoleh dari konsentrasi. Sampai 50% adalah 1,540cm, 1,752cm, 1,945cm, 2,033cm dan 2,076cm. Data penelitian yang didapat dianalisis dengan mengunakan uji anava non parametrik yaitu uji krusskal-wallis dan uji Mann- Whitney. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol umbi sarang semut mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan terdapat perbedaan daya antibakteri antar konsentrasi ekstrak yang diberikan.Kata kunci : ekstrak etanol umbi sarang semut, soxletasi, bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923.
ABSTRACT
Sarang semut tuber (Myrmecodia pendens Merr & Perry) is a plant that has many health benefits. Some of these benefits is that it can cure many serious diseases such as tumors, cancer, heart disease, hemorrhoids, tuberculosis, rheumatism, uric acid disorders, stroke, ulcers, impaired kidney function and prostate. Empirical evidence that makes a lot of people want to use the ant nest to treat various diseases. This study aims to find out if there are antibacterial activity of ethanol extracts of sarang semut tuber (Myrmecodia pendens Merr & Perry) on the growth of bacteria Staphylococcus aureus ATCC 25923. Compounds contained in the sarang semut tuber (Myrmecodia pendens Merr.& Perry) are phenolic compounds, polyphenols, flavonoids and tannins. Filter process is done by soxletation method using 96% ethanol solvent. The extract obtained in the test with the color reaction and KLT. The results on the color reaction test showed that the extract contains phenols, polyphenols, tannins and flavonoids. KLT test is positive extract contains tannins and flavonoids. Antibacterial test of this study using sumuran methods by measuring the clear zones generated in the ethanol extract of sarang semut tuber with a concentration of 10%, 20%, 30%, 40%, and 50%. Positive controls used were ciprofloxacin 50 ppm and negative control was DMSO. Results showed that the average diameter of clear zone obtained from the concentration of 10% to 50% is 1.540 cm, 1.752 cm, 1.945 cm, 2.033 cm and 2.076 cm. Data study were analyzed using non-parametric test anava namely krusskal-Wallis test and Mann-Whitney test. The results that ethanol extracts of sarang semut tuber has antibacterial activity against the growth Staphylococcus aureus ATCC 25923 antibacterial power and there is a difference between the concentration of the extract given.
PENDAHULUAN Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, itulah sebabnya upaya untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal sangat diperlukan. Namun, seiring dengan kemajuan zaman yang ditandai dengan globalisasi di segala bidang telah menyebabkan pergeseran berbagai penyakit. Infeksi merupakan penyebab utama penyakit di dunia terutama di daerah tropis seperti Indonesia karena keadaan udara yang berdebu, temperatur yang hangat, dan lembab sehingga mikroba dapat tumbuh subur (Davey, 2005:60). Infeksi dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, riketsia dan protozoa (Gibson, 1996:1).
Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun-temurun oleh masyarakat. Semakin maraknya gaya hidup back to nature, semakin gencar pula penelitian tentang obat tradisional, khususnya ramuan bahan yang berupa tumbuhan obat. Salah satu tanaman obat yang bermanfaat untuk menjaga dan mengobati gangguan kesehatan adalah umbi sarang semut.
Secara empiris tumbuhan sarang semut tersebut dapat menyembuhkan beragam penyakit berat seperti tumor, kanker, jantung, wasir, TBC, rematik, gangguan asam urat, stroke, maag, gangguan fungsi ginjal dan prostat. Selain itu, ekstrak rebusan air tumbuhan sarang semut juga terbukti dapat memperlancar air susu ibu (ASI), meningkatkan gairah seksual bagi pria maupun wanita dan berguna untuk memperlancar haid, serta mengatasi keputihan (Subroto, 2006:21).
Berdasarkan penafsiran fitokimia tumbuhan sarang semut mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan flavonoid dan tanin. Dalam banyak kasus, flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme bakteri atau virus (Subroto, 2006:27-28). Bakteri Staphylococc
正在翻譯中..
