Politisi PDIP memperkirakan pada 12-15 Juli merupakan momentum bagi 'penjahat demokrasi' untuk berkasak kusuk melakukan kecurangan dengan memanipulasi dan jual beli suara di tingkat PPS (kelurahan), PPK (kecamatan), dan kabupaten/kota.
Pihak yang disasar penjahat politik adalah suara yang diperoleh pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, karena pasangan inilah yang jelas-jelas bakal memenangi pilpres dengan perolehan suara rata-rata 53% berdasarkan hitung cepat delapan lembaga survei.
Menurut anggota DPR dari PDIP, Arif Wibowo, dalam rilisnya, Sabtu (12/7) para pendukung Jokowi harus mengawal secara ketat suara yang diperoleh di TPS setelah jutaan orang di seluruh pelosok negeri memilih pasangan Jokowi-JK.
“Jangan sampai suara itu hilang atau mengecil karena ada pihak yang bermain mata dengan petugas PPS dan PPK untuk menggelembungkan suara pasangan capres yang tidak siap kalah,” katanya.
Empat hari ke depan, tegas Arif, benar-benar waktu yang kritis bagi pasangan Jokowi-JK.
“Tim relawan dan pendukung Jokowi harus super ketat mengawal rekapitulasi di tingkat desa dan kecamatan serta kabupaten/kota. Jika tiga tingkatan ini sudah bisa diamankan, maka posisi sudah aman, sebab kecil kemungkinannya manipulasi suara dilakukan di KPU,” kata Arif.
Arif memperkirakan, rekapitulasi suara di tingkat kecamatan membutuhkan waktu tiga hari, kabupaten/kota dua hari dan provinsi dua hari.
“Nah, di hari-hari itulah masa rawan. Para pendukung Jokowi harus benar-benar siaga. Jika ada masalah, maka semua masalah harus diselesaikan di tiga tingkat itu. Jika sudah masuk ke KPU, tidak ada gunanya,” kata Arif.
PDI-P politicians estimate on July 12-15 is a momentum for the ' villain ' for democracy berkasak kusuk cheating by manipulating and selling voice-level PPS (subdistricts), PPK (kecamatan), and kabupaten/kota.
party that targeted political criminals is the sound obtained pair Jokowi-Jusuf Kalla, because these couples who obviously would win the presidential election with vote tally on average 53% based on a quick count of eight institutions survey.
According to House members of the PDI-P, Arif Wibowo, in the release, Saturday (12/7) proponents of Jokowi should strictly control the votes obtained in the polling stations after millions of people in all corners of the country choose the couple Jokowi-
JK."Do not let that voice is gone or waning because there was a party that flirted with the officer and PPS PPK to inflate the capres couples sound not ready to lose," he said.
four days ahead, firmly Arif, really critical time for couples Jokowi-
JK."A team of volunteers and supporters Jokowi should strictly control the super recap at the level of village and town and district/city. If this already three levels can be secured, then the position is secure, because the less likely voice manipulation done in the Election Commission, "said Arif, Arif
. recapitulation of votes cast in estimating the level of sub takes three days, County/City and province two days two days.
"well, in those days that the cartilage. Supporters of Jokowi must be really idle. If there is a problem, then all issues should be resolved at the three levels of it. If already logged in to the Election Commission, there is no point, "said Arif
.
正在翻譯中..

Politisi PDIP memperkirakan pada 12-15 Juli merupakan momentum bagi 'penjahat demokrasi' untuk berkasak kusuk melakukan kecurangan dengan memanipulasi dan jual beli suara di tingkat PPS (kelurahan), PPK (kecamatan), dan kabupaten/kota.
Pihak yang disasar penjahat politik adalah suara yang diperoleh pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, karena pasangan inilah yang jelas-jelas bakal memenangi pilpres dengan perolehan suara rata-rata 53% berdasarkan hitung cepat delapan lembaga survei.
Menurut anggota DPR dari PDIP, Arif Wibowo, dalam rilisnya, Sabtu (12/7) para pendukung Jokowi harus mengawal secara ketat suara yang diperoleh di TPS setelah jutaan orang di seluruh pelosok negeri memilih pasangan Jokowi-JK.
“Jangan sampai suara itu hilang atau mengecil karena ada pihak yang bermain mata dengan petugas PPS dan PPK untuk menggelembungkan suara pasangan capres yang tidak siap kalah,” katanya.
Empat hari ke depan, tegas Arif, benar-benar waktu yang kritis bagi pasangan Jokowi-JK.
“Tim relawan dan pendukung Jokowi harus super ketat mengawal rekapitulasi di tingkat desa dan kecamatan serta kabupaten/kota. Jika tiga tingkatan ini sudah bisa diamankan, maka posisi sudah aman, sebab kecil kemungkinannya manipulasi suara dilakukan di KPU,” kata Arif.
Arif memperkirakan, rekapitulasi suara di tingkat kecamatan membutuhkan waktu tiga hari, kabupaten/kota dua hari dan provinsi dua hari.
“Nah, di hari-hari itulah masa rawan. Para pendukung Jokowi harus benar-benar siaga. Jika ada masalah, maka semua masalah harus diselesaikan di tiga tingkat itu. Jika sudah masuk ke KPU, tidak ada gunanya,” kata Arif.
正在翻譯中..
