Orang yang menasihati bukan berarti dia tinggi ilmu, dan orang yang di nasihati bukan berarti orang yang pendek ilmu bahkan mungkin yang di nasihati sebetulnya tau, kadang dalam keadaan tertentu kita belum bisa menjalani semua nasihat yang masuk, disisi lain ketika kita mudah-mudahan kita dapat hidayah kita ingin Orang-orang yang paling deket dengan kita bisa mengikuti jejak kita, semakin jauh dengan nasihat semakin jauh dengan kebaikan.
Orang yang menasihati sebetulnya bukan hanya menasihati orang lain tapi dia juga sekaligus menasihati dirinya sendiri.
Tapi ingat dalam menasihati harus hati-hati jangan langsung menghukumi seperti kamu kafir, berbuat ini dosa berbuat itu dosa, fahami risallah Baginda Rasulullah, dalam menasihati Abu Bakar sedang seorang peminum peminum minuman yang keras, beliau tidak langsung melarang "seperti Wahai Abu bakar meminum minuman keras itu Dosa maka engkau jangan minum maka engkau jangan minum itu lagi kamu akan masuk neraka ".
Boleh kita memiliki penasihat hidup untuk penyemangat dan pengobatan hati, tanam dalam hati karena keimanan seseorang kadang naik kadang juga turun..
Dalam membaca Hadist juga hati-hati ada yang Shahih, ada yang di ragukan ada juga yang Ma'udzu atau palsu apalagi banyak cerita karang-karangan yang sumbernya dan asalnya ngga jelas