Suatu ketika...
Di dalam taman yang beraneka ragam corak bunga, kupu-kupu beterbangan, burung-burung berkicau. Guru berkata pada sekumpulan muridnya, "Disini penuh bunga beraneka warna. Jika kalian adalah bunga, kalian ingin memilih bunga jenis apa? Sertakan alasannya mengapa kalian memilihnya."
Anak-anak antusias dalam menjawab, ada yang memilih melati, mawar, anggrek, crysan, bakung, dll. Alasannya pun beraneka ragam, karena warnanya, harum, cantik, mempesona, ukurannya yang besar, dsb.
Kemudian, ada satu anak berdiri di belakang memandang sesuatu. Sang guru tak lepas penglihatannya terhadap si anak kecil itu sembari berkomunikasi pada anak-anak yang lain.
Lalu, guru itu beranjak dari tempatnya ke arah anak itu...
"Hai, gadis kecil. Kamu belum menentukan pilihanmu. Apakah kamu bingung? Tidak masalah bagimu untuk tidak menjawabnya." Ucapan penuh kasih dan senyum dari sang guru.
Anak itu sambil memandang guru dan teman-temannya, kemudian mengucapkan kata-kata lembut dari bibirnya,"Saya memilih dandelion..."
Salah satu dari temannya memotong pembicaraannya.
"Apa bagusnya dandelion itu? Dia hanya bunga kecil tak berarti dan tidak diindahkan."
Yang lain pun juga turut menimpalinya,"Iya betul, ia bisa ditemukan di pinggir selokan."
Gadis kecil itu melanjutkan,"Ya, dimatamu mungkin tidak berarti. Tapi, ketika saya melihat bunga kecil itu mekar, kelopak-kelopak bunganya terbang terbawa angin, melambai-lambai di angkasa. Bebas, lepas, dan menyebar luas. Jika ia mendarat di tanah, maka tumbuhlah dandelion baru, bahkan mampu tumbuh di pinggir selokan yang Anda maksudkan tadi. Bunga lain belum tentu bisa tumbuh di tempat seperti itu. Justru ketika ia sedang mekar, ia memberikan keindahannya dengan cara melepas. Ya, seperti halnya dalam hidup ini, kita menolong sesama dengan sepenuh hati tanpa mengharapkan imbalan, kebajikan menyebar luas dan disanalah letak keindahan sesungguhnya."
Guru itu pun terpana mendengar jawaban anak itu. Kemudian gadis kecil melanjutkan,"Sesungguhnya semua bunga itu sama. Ia sama-sama memberikan keindahannya secara maksimal ketika ia mekar seutuhnya sebelum ia layu. Apapun pilihan dari teman-teman tidak ada yang tidak tepat. Semuanya baik adanya dan punya peran masing-masing."
Seusai ia berkata, guru itu menambahkan,"Betul sekali anakku. Sesungguhnya, dandelion kecil yang terlihat tak berarti ini bisa dijadikan tanaman herbal yang berguna untuk kesehatan. Seperti halnya bunga yang beraneka ragam yang ada di taman ini, kita sebagai manusia juga mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing. Tiada yang namanya superior atau inferior. Semuanya berharga dan berarti jika kita mampu melakukan apa yang menjadi peran dan tanggung jawab kita dengan maksimal dan sebagaimana mestinya agar kita mampu memberikan keindahan yang bermakna sebelum kita meninggalkan dunia ini."
Para murid pun menyetujuinya. Seolah-olah pagi ini mereka mendapatkan secercah pencerahan dalam menempuh hidup ini dengan bijak dan bermanfaat.