******
13 Akhirnya, Naomi mengatakan, ”Pergilah, masing-masing kembalilah ke rumah ibunya. Semoga Yehuwa menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih kepadamu, sama seperti kamu telah menunjukkannya kepada pria-pria yang sekarang sudah mati, dan kepadaku.” Ia juga berharap Yehuwa mengaruniai mereka suami dan kehidupan yang baru. ”Lalu ia mencium mereka,” lanjut kisah itu, ”dan mereka mulai menangis dengan suara keras.” Dapat dimengerti mengapa Rut dan Orpa merasa berat berpisah dengan wanita baik hati dan tidak egois ini. Mereka berdua tetap berkukuh, ”Tidak, melainkan bersamamu kami akan kembali kepada bangsamu
14 Namun, Naomi tidak menyerah begitu saja. Ia bersikeras bahwa tidak banyak yang bisa ia lakukan bagi mereka di Israel, karena ia sudah tidak punya suami untuk menafkahi dirinya, tidak punya putra-putra yang bisa mereka nikahi, dan tidak bakal menikah atau melahirkan lagi. Ia menyatakan kegetiran hatinya karena tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka. Orpa tersadar bahwa kata-kata Naomi memang benar. Di Moab, ada keluarga, ibu, dan rumah yang menantinya. Tampaknya, memang lebih masuk akal baginya untuk tetap tinggal di Moab. Maka, dengan berat hati, ia mencium Naomi dan melangkah pergi.