Washington - Serpihan pesawat AirAsia QZ8501 berhasil ditemukan di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada pencarian hari ketiga yang dipimpin oleh Basarnas. Operasi pencarian ini disebut sebagai pencarian tercepat sepanjang sejarah tragedi penerbangan dunia.
Media asing, Wall Street Journal (WSJ), seperti dikutip detikcom pada Selasa (30/12/2014), menyebut bahwa Indonesia memiliki kemampuan pencarian dan penyelamatan paling terdepan di antara negara-negara Asia.
Kemampuan ini, menurut pengamat asing yang dikutip WSJ, didapat dari pengalaman atas insiden pesawat dan kapal feri yang terjadi sebelumnya.
"Indonesia memiliki banyak pengalaman dengan bencana. Satu hal, mereka sangat baik dalam menyelidiki kecelakaan," tutur Greg Waldron yang merupakan managing editor dari publikasi industri FlightGlobal untuk wilayah Asia.
Waldron menambahkan, tim investigator Indonesia memiliki hubungan mendalam dengan lembaga-lembaga yang menyelidiki insiden penerbangan dunia, termasuk US National Transportation Safety Board (NTSB), sehingga penyelidikan yang dilakukan akan sangat menyeluruh.
WSJ kemudian mengutip insiden pesawat Lion Air pada 13 April 2013 lalu di Bali. Meskipun tidak ada korban tewas, sebut WSJ, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah merilis laporan selang sebulan, atau pada Mei 2013. Kemudian laporan awal insiden jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 pada Mei 2012 lalu, yang menewaskan 45 orang juga dirilis pada Agustus 2013, selang beberapa bulan saja.
"Indonesia sebenarnya memiliki kendaraan laut tak berawak yang bisa melakukan navigasi di dalam gelombang laut besar," ucap Mark Martin dari Martin Consulting yang merupakan perusahaan konsultan penerbangan independen.Next
Washington - Serpihan pesawat AirAsia QZ8501 berhasil ditemukan di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada pencarian hari ketiga yang dipimpin oleh Basarnas. Operasi pencarian ini disebut sebagai pencarian tercepat sepanjang sejarah tragedi penerbangan dunia.
Media asing, Wall Street Journal (WSJ), seperti dikutip detikcom pada Selasa (30/12/2014), menyebut bahwa Indonesia memiliki kemampuan pencarian dan penyelamatan paling terdepan di antara negara-negara Asia.
Kemampuan ini, menurut pengamat asing yang dikutip WSJ, didapat dari pengalaman atas insiden pesawat dan kapal feri yang terjadi sebelumnya.
"Indonesia memiliki banyak pengalaman dengan bencana. Satu hal, mereka sangat baik dalam menyelidiki kecelakaan," tutur Greg Waldron yang merupakan managing editor dari publikasi industri FlightGlobal untuk wilayah Asia.
Waldron menambahkan, tim investigator Indonesia memiliki hubungan mendalam dengan lembaga-lembaga yang menyelidiki insiden penerbangan dunia, termasuk US National Transportation Safety Board (NTSB), sehingga penyelidikan yang dilakukan akan sangat menyeluruh.
WSJ kemudian mengutip insiden pesawat Lion Air pada 13 April 2013 lalu di Bali. Meskipun tidak ada korban tewas, sebut WSJ, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah merilis laporan selang sebulan, atau pada Mei 2013. Kemudian laporan awal insiden jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 pada Mei 2012 lalu, yang menewaskan 45 orang juga dirilis pada Agustus 2013, selang beberapa bulan saja.
"Indonesia sebenarnya memiliki kendaraan laut tak berawak yang bisa melakukan navigasi di dalam gelombang laut besar," ucap Mark Martin dari Martin Consulting yang merupakan perusahaan konsultan penerbangan independen.Next
正在翻譯中..
Washington - Serpihan pesawat AirAsia QZ8501 berhasil ditemukan di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada pencarian hari ketiga yang dipimpin oleh Basarnas. Operasi pencarian ini disebut sebagai pencarian tercepat sepanjang sejarah tragedi penerbangan dunia.
Media asing, Wall Street Journal (WSJ), seperti dikutip detikcom pada Selasa (30/12/2014), menyebut bahwa Indonesia memiliki kemampuan pencarian dan penyelamatan paling terdepan di antara negara-negara Asia.
Kemampuan ini, menurut pengamat asing yang dikutip WSJ, didapat dari pengalaman atas insiden pesawat dan kapal feri yang terjadi sebelumnya.
"Indonesia memiliki banyak pengalaman dengan bencana. Satu hal, mereka sangat baik dalam menyelidiki kecelakaan," tutur Greg Waldron yang merupakan managing editor dari publikasi industri FlightGlobal untuk wilayah Asia.
Waldron menambahkan, tim investigator Indonesia memiliki hubungan mendalam dengan lembaga-lembaga yang menyelidiki insiden penerbangan dunia, termasuk US National Transportation Safety Board (NTSB), sehingga penyelidikan yang dilakukan akan sangat menyeluruh.
WSJ kemudian mengutip insiden pesawat Lion Air pada 13 April 2013 lalu di Bali. Meskipun tidak ada korban tewas, sebut WSJ, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah merilis laporan selang sebulan, atau pada Mei 2013. Kemudian laporan awal insiden jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 pada Mei 2012 lalu, yang menewaskan 45 orang juga dirilis pada Agustus 2013, selang beberapa bulan saja.
"Indonesia sebenarnya memiliki kendaraan laut tak berawak yang bisa melakukan navigasi di dalam gelombang laut besar," ucap Mark Martin dari Martin Consulting yang merupakan perusahaan konsultan penerbangan independen.Next
正在翻譯中..