Simulasi media (media fill)
85. Validasi proses aseptis dilakukan dalam kondisi produksi normal.
Uji simulasi aseptis hendaklah dilakukan semirip mungkin dengan proses aseptis pada produksi rutin dan termasuk semua wadah dan peralatan yang digunakan. Perlu dilakukan pada kombinasi yang diperlukan dari ukuran wadah (ampul, vial, dsb.) termasuk lebar mulut wadah dan kecepatan pengisian (lebih dianjurkan kombinasi ekstrim).
Bila proses produksi aseptis dimulai pada saat pencampuran bahan sampai dengan pengisian, maka proses simulasi hendaklah mencakup seluruh proses, tangki dan wadah yang digunakan.
Uji simulasi hendaklah menggambarkan semua kondisi pada kasus terburuk (worst case) yang mungkin terjadi pada produksi normal, misal: pergantian personil, frekuensi istirahat, lampu mati, mesin rusak dan teknisi masuk ke dalam ruang aseptis, dan lain-lain.
Volume yang terbesar sering dianggap merupakan kondisi worst case karena mulut wadah produk paling lebar, pengisian paling lambat sehingga produk makin lama terpapar di lingkungan. Tetapi ada beberapa perkecualian dalam hal pengisian ke dalam wadah yang kecil misal ampul 1 ml, pada kasus ini proses pengisian membutuhkan waktu paling cepat dibandingkan dengan ampul volume lain sehingga ada risiko wadah terguling atau tersendat yang menyebabkan intervensi manual dilakukan lebih sering dari biasanya, di sini perlu dilakukan uji simulasi.
Volume pengisian hendaklah cukup untuk memungkinkan media membasahi seluruh permukaan wadah saat wadah dibalik dan memungkinkan pendeteksian pertumbuhan mikroba dalam wadah.
Bila ukuran bets produksi lebih kecil dari atau sama dengan 3000 unit maka jumlah minimal yang harus diisikan pada uji simulasi adalah sama dengan ukuran bets.
Simulasi proses dengan media pertumbuhan untuk validasi awal dan tiap kali terjadi perubahan proses kritis (untuk proses produksi / pencampuran aseptis), ukuran wadah baru, perubahan shift, penambahan personil, alat baru atau modifikasi alat yang langsung kontak dengan produk, dan / atau modifikasi sistem tata udara, hendaklah dilakukan 3 kali untuk tiap shift dan proses.
Sedangkan untuk revalidasi dapat dilakukan 1 kali untuk tiap shift dan proses tiap 6 bulan sekali.
Bila ada kegagalan atau pertumbuhan pada hasil media pertumbuhan, hendaklah dilakukan identifikasi jenis cemaran dan dibandingkan cemaran yang mungkin diperoleh dari pemantauan lingkungan dan personil.
Inkubasi hendaklah dilakukan pada 2 (dua) suhu yaitu:
• 20°C – 25°C selama 7 hari pertama
• 30°C – 35°C untuk 7 hari berikutnya
Suhu inkubasi lain hendaklah berdasarkan data pendukung yang tervalidasi.
Sebelum inkubasi diawali dan saat / setelah pengamatan pada hari ke-7 wadah dibolak-balik agar larutan media dapat membasahi seluruh permukaan wadah.
Pengamatan hendaklah dilakukan pada hari ke-8 (setelah inkubasi pada suhu 20oC – 25oC sebelum inkubasi suhu 30oC – 35oC), bila memungkinkan, dan setelah hari ke-14.
Hendaklah dilakukan kontrol negatif dan kontrol positif minimal menggunakan 1 (satu) bakteri dan 1 (satu) kapang.
Media pertumbuhan yang dipakai hendaklah lulus Growth Promotion Test (GPT) dengan menggunakan 10 – 100cfu mikroba gram positif, gram negatif, bakteri anaerob, kapang, dan ragi seperti:
• Bacillus subtilis atau Clostridium sporogenes;
• Staphylococcus aureus;
• Pseudomonas aeroginosa;
• Candida albicans;
• Aspergillus niger.
Pemilihan media hendaklah juga mempertimbangkan kemampuannya menumbuhkan mikroorganisme lingkungan, apabila ada riwayat penemuan kontaminasi lingkungan.
Hendaklah dilakukan GPT pada media yang dipakai untuk uji simulasi pada akhir masa inkubasi untuk membuktikan bahwa media akan dapat menumbuhkan mikroba bila ada kontaminasi. Mikroba harus tumbuh dalam waktu 5 hari pada suhu inkubasi yang dipakai.
Simulasi media (media fill)85. Validasi proses aseptis dilakukan dalam kondisi produksi normal.Uji simulasi aseptis hendaklah dilakukan semirip mungkin dengan proses aseptis pada produksi rutin dan termasuk semua wadah dan peralatan yang digunakan. Perlu dilakukan pada kombinasi yang diperlukan dari ukuran wadah (ampul, vial, dsb.) termasuk lebar mulut wadah dan kecepatan pengisian (lebih dianjurkan kombinasi ekstrim).Bila proses produksi aseptis dimulai pada saat pencampuran bahan sampai dengan pengisian, maka proses simulasi hendaklah mencakup seluruh proses, tangki dan wadah yang digunakan.Uji simulasi hendaklah menggambarkan semua kondisi pada kasus terburuk (worst case) yang mungkin terjadi pada produksi normal, misal: pergantian personil, frekuensi istirahat, lampu mati, mesin rusak dan teknisi masuk ke dalam ruang aseptis, dan lain-lain.Volume yang terbesar sering dianggap merupakan kondisi worst case karena mulut wadah produk paling lebar, pengisian paling lambat sehingga produk makin lama terpapar di lingkungan. Tetapi ada beberapa perkecualian dalam hal pengisian ke dalam wadah yang kecil misal ampul 1 ml, pada kasus ini proses pengisian membutuhkan waktu paling cepat dibandingkan dengan ampul volume lain sehingga ada risiko wadah terguling atau tersendat yang menyebabkan intervensi manual dilakukan lebih sering dari biasanya, di sini perlu dilakukan uji simulasi.Volume pengisian hendaklah cukup untuk memungkinkan media membasahi seluruh permukaan wadah saat wadah dibalik dan memungkinkan pendeteksian pertumbuhan mikroba dalam wadah.Bila ukuran bets produksi lebih kecil dari atau sama dengan 3000 unit maka jumlah minimal yang harus diisikan pada uji simulasi adalah sama dengan ukuran bets.Simulasi proses dengan media pertumbuhan untuk validasi awal dan tiap kali terjadi perubahan proses kritis (untuk proses produksi / pencampuran aseptis), ukuran wadah baru, perubahan shift, penambahan personil, alat baru atau modifikasi alat yang langsung kontak dengan produk, dan / atau modifikasi sistem tata udara, hendaklah dilakukan 3 kali untuk tiap shift dan proses.Sedangkan untuk revalidasi dapat dilakukan 1 kali untuk tiap shift dan proses tiap 6 bulan sekali.Bila ada kegagalan atau pertumbuhan pada hasil media pertumbuhan, hendaklah dilakukan identifikasi jenis cemaran dan dibandingkan cemaran yang mungkin diperoleh dari pemantauan lingkungan dan personil.Inkubasi hendaklah dilakukan pada 2 (dua) suhu yaitu:• 20°C – 25°C selama 7 hari pertama• 30°C – 35°C untuk 7 hari berikutnyaSuhu inkubasi lain hendaklah berdasarkan data pendukung yang tervalidasi.Sebelum inkubasi diawali dan saat / setelah pengamatan pada hari ke-7 wadah dibolak-balik agar larutan media dapat membasahi seluruh permukaan wadah.Pengamatan hendaklah dilakukan pada hari ke-8 (setelah inkubasi pada suhu 20oC – 25oC sebelum inkubasi suhu 30oC – 35oC), bila memungkinkan, dan setelah hari ke-14.Hendaklah dilakukan kontrol negatif dan kontrol positif minimal menggunakan 1 (satu) bakteri dan 1 (satu) kapang.Media pertumbuhan yang dipakai hendaklah lulus Growth Promotion Test (GPT) dengan menggunakan 10 – 100cfu mikroba gram positif, gram negatif, bakteri anaerob, kapang, dan ragi seperti:• Bacillus subtilis atau Clostridium sporogenes;• Staphylococcus aureus;• Pseudomonas aeroginosa;• Candida albicans;• Aspergillus niger.Pemilihan media hendaklah juga mempertimbangkan kemampuannya menumbuhkan mikroorganisme lingkungan, apabila ada riwayat penemuan kontaminasi lingkungan.Hendaklah dilakukan GPT pada media yang dipakai untuk uji simulasi pada akhir masa inkubasi untuk membuktikan bahwa media akan dapat menumbuhkan mikroba bila ada kontaminasi. Mikroba harus tumbuh dalam waktu 5 hari pada suhu inkubasi yang dipakai.
正在翻譯中..